Sumpah, dimalam yang sedikit menjenuhkan ini, entah mengapa gw nemu'in 1 artikel yang bagus banget isinya. Artikel dari seorang Mario Teguh, yang cukup terkenal. Sapa sih yang gk kenal beliau, Mario Teguh gitu loh..
Langsung aja, gw copast [kebiasaan]...tapi gw share untuk kepentingan semua orang. Ya setidaknya orang akan baca meski itu dari note gw yang gw tag-in ke beberapa temen2 gw di facebook. Moga aja mereka yang baca akan memiliki setitik harapan baru untuk harapan masa depan..
Langsung aja, ini artikelnya :
Mario Muda
STEMPEL SETIP “BUSINESS CONSULTANT”
Saat itu saya baru memasuki usia 27 tahun, dan bekerja di sebuah Bank
asing di Jakarta, sebagai Trainee dengan gaji kecil yang pasti habis di
akhir bulan, pas untuk bayar uang Bajaj di kantor pada hari gajian.
Kamar kos saya kecil di sebuah rumah yang kecil dan sedehana.
Bathtub (istilah keren untuk bak mandi) di kamar mandi 'bersama' itu,
kecil, plastik berwarna hijau terang, ... ember. Dan setiap kali saya
mandi, saya sadar sekali bahwa itu sangat sederhana, tapi saya katakan
di dalam hati: “Mario, ini sementara.”
Dalam kesederhaan orang
muda yang hidup sendiri di Jakarta, saya berkutat antara mendamaikan
diri dengan kemiskinan, dan tampil elegan dalam pergaulan dengan
orang-orang kaya yang menjadi nasabah Bank.
Man! ... saya frustrasi super keliling.
Miskin, kuper, impiannya besar tapi minder, bekerja di Bank
internasional yang keren, biaya hidup mahal, dan setiap akhir bulan
seperti perlu didampingi dokter spesialis jantung sebagai penasihat
keuangan.
Setiap hari mata saya nanar memandang Jakarta yang
megah, sibuk, dan berkembang cepat. Setiap hari saat bergelantungan di
bus saya bertanya, akan jadi apakah aku ini nanti?
Suatu hari,
karena campuran menggalaukan dari minder dan impian besar, antara
rencana yang rinci dan rasa takut mengenai masa depan, saya turun dari
bus di jembatan Semanggi, dan berjalan kaki ke bawah jembatan.
Saat itu, di bawah Semanggi banyak tukang buat stempel, dan saya datangi
satu meja yang paling kecil yang mungkin paling murah. Saya sodorkan
secarik kertas kecil, untuk dibuatkan stempel.
Kertas itu bertuliskan:
------------------------
MARIO TEGUH
Business Consultant
------------------------
Setelah harga cocok, dia mulai meraut karet setip dengan cutter, yang
saya tunggui dengan perasaan orang yang sedang terkatung-katung di laut
di malam hari.
Dengan dada yang hampir meledak dengan kebanggan
yang saya tidak tahu apa, saya pulang dengan menggenggam stempel setip
itu, dengan nafas yang bergema tangis ,dan mata yang basah, di bus itu
saya berdoa agar dari stempel di genggaman saya itu, kehidupan ini
membaik.
Setelah itu, apa pun yang saya tulis, yang saya
kirimkan sebagai memo, proposal, dan laporan ke atasan saya – saya
berikan satu lembar kertas kosong di depan dan di belakang, saya jepret,
lalu di depan saya stempel:
------------------------
MARIO TEGUH
Business Consultant
------------------------
Dua tahun kemudian, pada usia 29 saya menjadi Service Excellence
Coordinator untuk Indonesia di Bank asing tersebut, dan salah satu
usulan strategi pengembangan budaya pelayanan prima yang saya susun –
ditolak oleh atasan saya.
Saya kecewa, agak bete, tapi saya
buat copy-nya, saya taruh selembar kertas kosong di depan dan belakang,
saya jepret, dan saya stempel:
------------------------
MARIO TEGUH
Business Consultant
------------------------
Pada usia itu, saya membangun karir kedua sebagai pelatih keterampilan
bisnis, dengan arah untuk menjadi Business Consultant, di samping karir
utama saya saat itu di Bank.
Lima tahun kemudian – pada usia 34
tahun, pada tahun 1990, proposal yang dulu di tolak atasan saya itu,
dibeli oleh perusahaan penerbangan utama di negeri kita, untuk
pengembangan budaya dan sistem pelatihan Service Excellence yang
diterapkan secara nasional dan internasional, dengan harga total program
115,000.- Dolar Amerika (pada waktu itu). Terima kasih Tuhan.
Maka, adik-adik saya yang baik hatinya,
Apa pun ketakutan Anda mengenai masa depan, atau seberapa minder pun
Anda mengenai keadaan Anda sekarang, buatlah atau ambillah sebuah tanda –
seperti stempel setip saya itu, sebagai pengingat bahwa Anda sudah
memulai rencana Anda, dan akan berlaku setia kepada sikap dan perilaku
yang akan menjadikan Anda sebagaimana yang Anda impikan.
Tuhan berperan besar di dalam kehidupan jiwa yang mempercayai keindahan dari impiannya.
Impikanlah yang besar, tapi pastikan Anda memiliki sebuah tanda sederhana sebagai tempat pemberangkatan jiwa Anda.
Kita semua akan sampai, jika kita bergerak.
Maka, bergeraklah.
Tidak masalah apakah gerakan Anda terasa seperti lamban, tapi bergeraklah.
Anda akan sampai.
Mario Teguh – Loving you all as always
Ps : Jangan pernah nyerah dalam hidup ini...!! lakukan yang terbaik untuk masa depan, meski hal itu sangat sederhana.